Home Berita Pendidikan Islam Harus Melahirkan Pemimpin dan Orang Hebat

Pendidikan Islam Harus Melahirkan Pemimpin dan Orang Hebat

0
Pendidikan Islam Harus Melahirkan Pemimpin dan Orang Hebat

Setelah melakukan review dan studi banding di 38 provinsi di Indonesia, Ustadz Abu Qatadah menilai bahwa lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia punya masalah dari dua sisi, yaitu: belum dibangun di atas landasan teoretis atau falsafah pendidikan yang benar (on the track) sekaligus mengalami kendala dari sisi implementasinya.

Menurut beliau, di sisi operasional tantangan pendidikan justru lebih sukar. Misalnya kita semua tahu bahwa kompetensi 4C (kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif) itu perlu ditumbuhkan pada diri peserta didik. Nah, persoalannya: bagaimana pengajaran kitab tauhid di sekolah misalnya, bisa melahirkan kritisisme jika hanya diajarkan di dalam kelas.

Ustadz Abu Qatadah (Wakil Ketua Dewan Pembina PULDAPII) bertindak selaku pembicara tunggal dalam Seminar Profil Lulusan Lembaga Pendidikan Islam Indonesia yang diadakan Departemen Pendidikan PULDAPII (Sabtu, 9/12/23) di SMA Future Gate, Bekasi.

Beliau menambahkan bahwa orientasi pendidikan Islam harus berbasis masa depan. Bukan untuk membagi secarik kertas yang dinamakan rapor atau ijasah. Ijasah hanyalah bukti bahwa seseorang pernah mengenyam pendidikan di suatu lembaga, namun ia bukanlah tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan, tandasnya, harus mampu menyiapkan generasi baru yang kelak mengelola bangsa dan negara Indonesia ini, bahkan dunia (internasional). Karena, hasil pendidikan itu juga diharapkan dapat berkontribusi di negara-negara lain.

Pendidikan Islam haruslah melahirkan para pemimpin dan orang-orang hebat (rijal) di berbagai bidang kehidupan. Ustadz Abu Qatadah juga memuji konsep-konsep umum yang populer di dunia pendidikan yang menurutnya tidak bertentangan dengan Islam, “Malah sangat islami,” katanya. Beliau menyebut contoh empat pilar pendidikan yang dipromosikan UNESCO seperti learning to know (belajar sepanjang hayat), learning to do (bisa melakukan, harus dipraktikkan, harus punya guna-pakai), learning to be (belajar menjadi pribadi, cerdas dalam kecakapan pribadi sesuai minat bakatnya) dan learning to live together yang berarti dia harus mampu bekerja sama.

Seminar ini dimoderatori Ustadz Hasyim Nur, M.Pd. (Pengajar di Al-Binaa Islamic Boarding School, Bekasi) dan diikuti 100-an peserta offline dan 171 peserta online yang merupakan perwakilan dari 56 lembaga pendidikan PULDAPII dan 5 lembaga pendidikan non-PULDAPII.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here