Home Berita PULDAPII Nasehat Asatidzah di Mukhayyam Tarbawi

Nasehat Asatidzah di Mukhayyam Tarbawi

0
Nasehat Asatidzah di Mukhayyam Tarbawi

MAGELANG – Asatidzah yang tergabung dalam Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam Indonesia (PULDAPII) memberikan nasehat kepada para santri peserta mukhayyam tarbawi di Masjid Yayasan Al Furqan Desa Gantang Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang pada Rabu (27/1/2016) pagi.

Ustadz Abu Qotadah memberikan motivasi kepada para santri untuk selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat yang telah diberikan.

“Nikmat terbesar yang kalian rasakan saat ini berupa Iman, Islam dan diatas Ahlussunnah Wal Jama’ah,” ujarnya.

Menukil salah satu riwayat, Ustadz Abu Qotadah menyebutkan ada seorang ulama yang dilahirkan dalam keadaan orang tua dan keluarganya menganut aliran sesat.

“Ada salah satu ulama, bapaknya berpaham Qodariyah kemudian dua pamannya Khowarij, tapi ia diberikan hidayah melalui Sufyan bin Uyainah, maka ia sangat bersyukur,” terangnya.

“Kalian sekolah di sekolah Ahlussunnah dan diajar oleh guru-guru Ahlussunnah, ini adalah nikmat dari Allah yang patut disyukuri,” terangnya lagi.

Sementara itu, Ustadz Ade Hermansyah dalam sambutannya menyampaikan kisah di zaman Bani Israil tetang seorang laki-laki sholih yang menyakiti hati ibunya.

“Nama laki-laki itu Juraij, dia seorang ahli ibadah. Suatu ketika ia sedang ibadah kepada Allah dan ibunya datang ingin menemuinya, ketika dipanggil, Juraij terdiam saja karena sedang ibadah. Ini terjadi berkali-kali sehingga ibunya murka,” ujar Ustadz Ade.

Sang ibu kemudian bersumpah, “Demi Allah, Juraij tidak akan mati kecuali setelah melihat seorang pelacur,” katanya.

Maka benar saja, doa ibu Juraij terkabul, yang kemudian Juraij difitnah melakukan zina dengan pelacur padahal Ia tidak melakukannya.

“Selang berapa lama pelacur tersebut hamil dan melahirkan. Pelacur mengaku yang telah menzinahinya adalah Juraij, sehingga rumah Juraij dihancurkan oleh warga,” paparnya.

Mendapati hal itu, Juraij kemudian berdoa kepada Allah dan menemui pelacur tersebut beserta anaknya. “Dihadapan Bani Israil, anak pelacur yang masih bayi itu bisa bicara dan mengaku bahwa ayahnya adalah seorang penggembala, bukan Juraij,” jelasnya.

“Maka Bani Israil yang telah menuduh zina kepada Juraij akhirnya meminta maaf dan membangun kembali rumahnya yang telah dihancurkan,” ujarnya lagi.

Dari kisah ini, kata Ustadz Ade, didapat pelajaran bahwa berbakti kepada orang tua adalah satu hal yang harus dilakukan oleh orang yang beriman.

“Lihatlah Juraij, ia didoakan oleh ibunya untuk bertemu dengan pelacur dan terkabul. Hal ini berawal karena Juraij tak menghiraukan ibunya saat memanggilnya,” paparnya.

Sementara itu, Ustadz Ainul Harits memberikan nasehat agar selalu menggantungkan cita-cita setinggi langit.

“Gantungkanlah cita-cita kalian setinggi langit. Kalian tau bahwa nabi menganjurkan kepada umatnya jika meminta maka mintalah surga firdaus,” kata Ustadz Ainul.

Selain itu, beliau juga menasehati agar tidak minder dengan jumlah yang sedikit, karena ada ayat mengatakan “Betapa banyak kelompok yang sedikit mengalahkan yang banyak.”

“Maka banggalah jadi minoritas. Dulu Sukarno pernah bilang: serahkan pada saya 10 orang pemuda untuk merubah dunia,” terangnya.

Berikutnya, lanjut Ustadz Ainul, sebagai seorang muslim jangan takut untuk tidak mendapatkan rizki dari Allah. “Kalau sungguh-sungguh dalam menjalankan agama Allah, maka Allah akan mudahkan kita. Ada gak anak yang hafal al-Qur’an 30 juz sengsara hidupnya?,” tanya Ustadz Ainul kepada para peserta.

Ustadz Ainul pun menegaskan bahwa orang yang hafal al-Qur’an itu akan jadi rebutan orang. “Mudah sekali kalau kita taat kepada Allah,” paparnya.

Terakhir, Ustadz Ainul mewasiatkan kepada para santri agar jangan pasrah begitu saja terhadap sesuatu yang sedikit. “Kalau melakukan sesuatu setengah-setengah gak akan sukses tetapi kalau serius dan sungguh-sungguh, insya Allah akan berhasil,” tukasnya.

Beberapa Asatidzah lainnya yang menyampaikan nasehat adalah Ustadz Muhamamd Wujud, Ustadz Asalam Muhsin, Ustadz Arifin Ridin, Ustadz Muhammad Qosim, Ustadz Muhamamd Toharoh dan lain-lain. (bm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here